Ekstrak Tomat Menghambat Pertumbuhan dan Kloning Sel Kanker Perut

Minggu, 21 Mei 2017 - 02:30 WIB
Ekstrak Tomat Menghambat Pertumbuhan dan Kloning Sel Kanker Perut
Ekstrak Tomat Menghambat Pertumbuhan dan Kloning Sel Kanker Perut
A A A
JAKARTA - Sebuah kajian yang membuka jalan bagi terapi untuk mengobati kanker perut mengungkapkan ekstrak tomat mampu menghambat pertumbuhan dan kloning sel kanker perut yang ganas. Hasil ini diperoleh dari analisa ekstrak tomat utuh untuk mencari tahu kemampuan mereka dalam memerangi jalur sel kanker perut.

“Efek antitumornya tampaknya tidak terkait komponen spefisik, sepreti lycopene, tapi lebih mengindikasikan tomat seharusnya dianggap dalam entitas mereka,” ujar Daniela Barone, periset di Oncology Research Cenre of Mercogliano (CROM) di Italia, seperti dikutip PTI.

Kajian itu menemukan ekstrak varietas tomat San Marzano dan Corbarino mampu menghambat pertumbuhan dan sifat kloning sel yang ganas itu. Perawatan dengan ekstrak tomat utuh mempengaruhi proses utama dalam sel yang menghambat kemampuan migrasi mereka, menangkap siklus sel melalui modulasi protein keluarga retinoblastoma dan penghambat siklus sel spesifik dan pada akhirnya menyebabkan kematian sel kanker melalui apoptosis.

“Hasil kami memicu penaksiran yang lebih jauh mengenai potensi penggunaan nutrisi spesifik tidak hanya pada pencegahan kanker tapi juga strategi suportif bersamaan dengan terapi konvensional,” ujar Antonio Giordano, dosen di University of Siena di Italia.

Tomat dikonsumsi di seluruh duia dan merupakan bahan pokok dalam diet Mediterania, yang diperkirakan mampu menurunkan risiko kanker. Berbagai komponen tomat juga dianalisa atas kemampuan mereka untuk melawan pertumbuhan tumor di sistem eksperimental, meski sejumlah kajian mengalisa efek tomat di entitasnya.

“Spesies berbeda mungkin menggunakan efek berbeda, pada tahap neoplasma tertentu yang berbeda,” kata Barone.

Kanker perut adalah tipe keempat kanker paling umum di dunia. Kanker ini diasosiasikan dengan penyebab genetis, infeksi Helibacter pylori dan kebiasaan makan seperti konsumsi makanan yang dibakar dan diasinkan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6857 seconds (0.1#10.140)